Mengenai Saya

Foto saya
Aku hidup dalam perasaan tentang cinta, keadilan, dan kebenaran. Tersayat oleh kebutaan dunia, terguncang oleh ketidakpekaan rasa, terpaku oleh hati yang membeku.

Sabtu, 31 Mei 2008

orang gila, orang tolol, orang -orangan

bersyukurlah wahai kalian yang hidup di negeri ini
sebab begitu banyak jenis orang di dalamnya
seseorang bilang ke seseorang
bahwa ia sedang menyelamatkan rakyat
tapi yang dilakukannya justru menjual rakyat
ini orang gila
seseorang bilang bahwa ia pantas menjadi pemimpin
padahal kerjanya
mengumbar nafsu birahi
nah.....ini orang tolol
seseorang bilang bahwa ia jenius
sebab konon bisa mengubah dunia
nyatanya jumlah jari tangannya sendiri ia lupa
kalau ini sih.orang-orangan!

Rabu, 28 Mei 2008

Narsis Politik

"Hidup adalah perbuatan......", sebuah kalimat yang meluncur gagah dibuat-buat dari mulut seorang pemimpin partai.Sementara itu, di beberapa daerah , juga pemimpin partai menyemburkan kekesalannya kenapa kadernya tidak memilihnya. Mantan panglima yang pamer makan nasi aking demi mengiklankan dirinya. Padahal, mereka semua bukan siapa-siapa bila dilihat dari karya yang mereka hasilkan.Akibatnya, segala iklan mereka tidak lagi menarik, justru malah menyebalkan. Apalagi saat ini rakyat sedang bergulat antara hidup dan mati karena situasi ekonomi yang tidak patut lagi. Beginikah wajah sebenarnya mereka yang mengaku pemimpin negeri?Kalau "ya", maka jalan satu-satunya hanyalah "pancung generasi"!!!!!!!!

Rabu, 21 Mei 2008

Lempar Bau Sembunyi Malu

Mas Parno pusing tujuh keliling. Sudah beberapa kali penampilan, para penari yang tergabung di kelompok kesenian kuda lumpingnya sepertinya tampil tanpa "greget". Bahkan, untuk acara kesurupanpun, mereka tak lagi menampakkan perfomance yang sebenarnya. Boleh dikata, penampilan groupnya begitu "letoy".

"Kenapa kalian tampil "angot-angotan" seperti itu?", tanya Mas Parno. Yang ditanya, para penarinya itu, takl satupun menjawab. Justru wajah mereka bersungut-sungut. "Brengsek!", kata Mas Parno dalam hati.

"Mas, mereka itu begitu karena didalangi oleh Den Parjo!", kata Jaipo,deputi Mas Parno, lirih.Mas Parno tersengat. Jaipo adalah bekas deputinya terdahulu. "Wah, bener-bener, nih, si Jaipo!", dengus Mas Parno.

Kebetulan, hari ini tiba acara rutin, yaitu pembagian jatah bulanan. Mas Parno tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu.

"Hem...hem.....!"
"Anak-anak, seperti biasa ini hari bahagia kalian. Tapi sayang, jatah untuk kalian kali ini akan saya kurangi sebab pemasukan kita juga berkurang. Semua itu karena ulah kalian juga. Merasa atau tidak, beberapa waktu ini kalian bermain tanpa jiwa. Lemes. Letoy!Apa yang bisa diharapkan dari tingkah kalian seperti itu......!"

"Pemimpin kok marah!", gerutu anak buahnya.
"Pemimpin kok cengeng!"
"Pemimpin kok "njelehi(memuakkan)", gitu aja ngeluh!"
"Kita nggak perlu pemimpin seperti itu.Kita perlu pemimpin yang tegas, berani, cerdas, memahami rakyatnya, tidak pernah menyalahkan orang lain,bukan pemimpin yang hanya bisa.Bisa bohong, bisa berjanji, bisa menyanyi, dan bisa lempar bau sembunyi 
malu........"
"Ha...ha....ha....ha.....ha....ha......."

Dan suara itu semakin riuh. Suara Mas Parno tak lagi terdengar, tertimbun oleh keriuhan itu. Hanya matanya yang masih melotot saja.Entah hidup atau sudah mati!

Selasa, 20 Mei 2008

Bendera Nestapa

dulu, pernah kutanya kepada ibu
mengapa bendera kita hanya dua warna
itupun hanya merah dan putih
padahal warna macam-macam
bahkan abu-abu
tapi ibu bilang
abu-abu itu bukan warna
sebab ia tak mewakili
siapa-siapa
sedang merah itu berani
putih itu suci
kini aku terpaksa mengerutkan dahi
sebab yang dulu tak kumengerti
semakin jauh
tak kumengerti
sebab bagiku
merah ternyata
hanya berani korupsi
berani manipulasi
dan berani tak berperi
putih berarti
tulang yang kehilangan daging
bahkan darah
yang disedot
saudara sendiri
dan benderaku
tak lagi kibarkan asa
tapi hasrat
binasa!

Minggu, 18 Mei 2008

Nasionalisme Mustinya....

Nasionalisme itu mustinya
tak cuma setor nyawa pada jalan
setor muka pada sebuah upacara

Nasionalisme itu mustinya
berlakunya rasa
buat punahnya asa
karena lembah nestapa

Nasionalisme itu mustinya
tak jadi milik sekotak jendral
sebab pangkat di pundaknya itu
tak sebentuk
pengorbanannya

Nasionalisme itu mustinya
memperlakukan
orang sebangsa
sebagai manusia!

Rabu, 14 Mei 2008

Memahami Bangsa Ini

Ternyata begitu sulit hanya untuk mendengar jeritan rakyat
begitu sulit hanya untuk sedikit berlogika
begitu berat hanya untuk
sekedar bertanya
ternyata begitu sulit
hanya untuk sekedar melupakan kepentingan diri
ternyata begitu sulit
untuk sekedar membuang ego
dan ternyata
sungguh begitu sulit
untuk menunjukkan bahwa diri bernyali!

Rabu, 07 Mei 2008

tumbal

biar aku jadi tumbal atas
segala kegamangan ini
yang tak sempat kuberi jeda
walau janji pernah kuberi
sebab ini bukan soal
janji harus ditepati
perjalanan yang kita lalui
mungkin harus berhenti
di sini
walau tanpamu
aku rela
bahkan bila
mati harus
menjadi pilihan
sebab aku
yakin dengan kebodohanku!

Minggu, 04 Mei 2008

Terbunuh Cinta

                                                         special thanks to: Koh Liem
cinta yang kulambai padamu
begitu saja pergi
tanpa tinggalkan sekelumit
mimpi
cinta yang kau bilang
terbang
dan aku diam
di balik sunyi
sedang mimpi,
akankah kembali?

Sabtu, 03 Mei 2008

teror itu

teror itu bernama
ujian nasional
mencekam seluruh jantung
menerkam segala bingung
bahkan semua menjual bingung
untuk kebodohan tak berujung
akhirnya terhuyung
padahal hidup itu
tantangan
hidup itu perjuangan
kenapa harus berpaling?